Selamat Tahun Baru 2024. Semoga di tahun yang baru kita semua selalu sehat dan makin produktif mengerjakan apa yang kita suka.
1. Gunung Scimago
Biasanya belum mulai nulis, Anda mencari dulu jurnalnya. Padahal belum juga mulai nulis. Membuka-buka website Scimago ternyata juga bisa sampai lupa waktu, sambil mengkhayal makalah bisa terbit di Nature. Padahal kan makalahnya belum mulai ditulis.
Ini nanti akan nyambung ke Pantai APC. Setelah lihat APC-nya, biasanya kita akan mundur teratur, karena mahal 😃. Lalu buka lagi Scimago untuk mencari jurnal yang lain. Kalau makalahnya sudah jadi, tidak masalah. Nah ini kan makalah belum mulai ditulis.
2. Pantai APC jurnal
Ini ada hubungannya dengan Gunung Scimago. Setelah ketemu beberapa jurnal yang potensial harganya APC-nya, bukannya mulai nulis, Anda lanjut ke Lautan Template Jurnal, dengan harapan dapat mulai menulis setelah ketemu template-nya.
3. Lautan Template Jurnal
Setelah jurnalnya ketemu, APC cocok lanjut ke mencari template jurnal. Akibatnya Anda terlalu sibuk setup format tata letak (layout), padahal makalahnya sendiri belum selesai. Buat apa?
Padahal mestinya manuskrip ditulis tanpa template. Spasinya 1,5 dan diberi penomoran baris (line numbering) di tepi kiri.
4. Sungai Googling
Gooling tanpa batas tapi tidak dicatat apa esensinya. Buat apa? Yang ada hanya PDF yang tertumpuk, lalu hilang tenggelam bersama berkas PDF lainnya.
Gooling tanpa batas memberikan kemudahan dan aksesibilitas yang tak terbatas, namun sering kali kita kehilangan esensi dari apa yang kita cari. Terlalu banyak PDF yang tersimpan di dalamnya, dan sering kali kita kehilangan jejak atau lupa tentang keberadaan berkas PDF tersebut di tengah tumpukan berkas PDF lainnya. Oleh karena itu, kita perlu memikirkan cara yang lebih efektif dan efisien untuk mengorganisir dan mengelola dokumen-dokumen tersebut agar kita dapat dengan mudah menemukan dan mengaksesnya kapan pun dibutuhkan.
5. Gua AI
Artificial Intelligence (AI) ini teknologi "baru". Ditanya apa saja, dia bisa jawab. Berawal dari tanya segala hal tentang riset, sampai kemudian lingkupnya melebar sampai tanya Taylor Swift lahir tahun berapa, apa zodiaknya, dan apakah cocok dengan Anda. 🤣 Ngimpi.
6. Monster Referensi dan Gaya Selingkung
Ini juga sering jadi momok, yang berawal dari permintaan jurnal agar penulis menggunakan gaya selingkung yang sesuai. Sementara gaya selingkung akan sangat berhubungan dengan perangkat lunak reference manager.
Jadi referensi dicari di Sungai Googling dan Gua AI, lalu dimasukkan ke referensi manager, kemudian diformat dengan gaya selingkung tertentu. Karena terlalu asyik mencari referensi, tenggat pun jadi lupa.
Memang reference manager itu penting, tapo kalau cari referensi terus tapi satu paragrafpun belum jadi, buat apa?
7. Lubang Gelap Sinkhole
Ini lubang “luweng” yang mampu menelan apapun yang ada di atasnya, seperti Lubang Hitam (Black Hole). Semua lengkap tapi kalau belum dirangkai jadi satu cerita. Buat apa?
Kadang kita mengalami “writer’s block”, saat tidak tahu lagi mau menulis apa. Tapi di sisi lain, sering kali kita bilang mengalami writer’s block, padahal belum mulai menulis.
Bila mengalami writer's block, ada beberapa solusi yang dapat dicoba:
Lakukan brainstorming untuk menghasilkan ide-ide baru.Buatlah outline atau kerangka tulisan untuk membantu mengatur pikiran. Kalau bosan di depan komputer, Anda bisa menempelkan kertas-kertas/stiker Post-it di dinding atau cermin.
Coba tulis apa yang muncul dalam pikiran Anda tanpa mengkhawatirkan kualitasnya terlebih dahulu. Edit dan perbaiki tulisan tersebut nanti. Bila perlu jangan diketik. Anda bisa berbicara dan merekam pembicaraan itu.
Jangan menunda-nunda, mulailah menulis meskipun hanya satu kalimat atau satu paragraf awal. Bila perlu mulailah menulis dalam Bahasa Jawa (kalau Anda orang Jawa).
8. Tebing Deadline
Awalnya deadline masih lama. Call for paper juga baru diterima, masak sudah mulai nulis. Tak terasa waktu berlalu dan tiba-tiba tenggat sudah menanti tinggal beberapa hari lagi. Tulisan jadi sehari setelah deadline. Buat apa?
Solusinya adalah:
Tetapkan tenggat waktu pribadi yang lebih awal sebelum deadline sebenarnya. Dengan cara ini, kita akan memiliki waktu yang cukup untuk menulis dan merevisi tulisan tanpa harus terburu-buru menjelang tenggat. Ini jelas tidak akan terjadi. 🤣
Buatlah jadwal penulisan yang teratur dan disiplin. Pisahkan waktu secara khusus untuk menulis setiap hari atau setiap minggu, tergantung pada tingkat kesibukan dan kebutuhan pribadi.
Gunakan teknik manajemen waktu seperti metode Pomodoro untuk membantu menjaga fokus dan efisiensi selama sesi penulisan.
Jika merasa kewalahan dengan deadline yang mendekat, cobalah untuk mendapatkan bantuan dari rekan tim atau kolega dalam menyelesaikan tulisan tersebut.
Ingatkan diri sendiri tentang pentingnya menghormati tenggat dan menjaga komitmen terhadap pekerjaan yang telah Anda terima.
Ini semua solusi yang tidak akan pernah terjadi kalau Anda tidak suka menulis. ✏️
9. Hutan Medsos
Ini berbahaya. Karena jenuh googling, kita membuka-buka medsos. Ingat ya makalahnya belum mulai ditulis. Berawal dari membuka akun medsos profesor dan berakhir dengan memantau akun medsos artis.